15 Hari Hilang, Ditemukan Jadi Tulang Belulang
SIDRAP, BKM -- Malang nasib Tono bin La Dullah. Pria usia 27 tahun, warga asal Bola Alele, Kelurahan Kanyuara, Kecamatan Watang Sidereng ini ditemukan sudah jadi tulang belulang di sungai setelah menghilang selama 15 hari.
Pihak kepolisian menyebut, mayat Tono pertama kali ditemukan oleh seorang pakkonta (pencari ikan menggunakan setrum) bernama Faisal yang sedang menangkap ikan di Sungai Wala Tedong, Wala, Kecamatan Maritengngae, Jumat (3/5) sekitar pukul 09.30 Wita.
Saksi Faisal, warga Kanyuara yang ditemui di lokasi, kemarin mengatakan, dirinya setiap harinya mencari ikan di sepanjang sungai tersebut. Ketika mendekati tumpukan sampah yang hanyut, tiba-tiba matanya tertuju pada benda mencurigakan.
Ia mencium bau busuk dari sumber tumpukan sampah tersebut. Pikirannya mengarah ke bangkai binatang.
"Saya langsung dekati. Saya kaget karena itu tulang belulang manusia bersama tumpukan sampah. Saya langsung berteriak minta tolong kepada petani yang sedang ada di sawah,'' cerita Faisal.
Atas penemuan itu, warga setempat langsung melaporkan ke Polres Sidrap. Usai menerima laporan, polisi yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Tri Hambodo turun ke lokasi untuk olah TKP.
Di lokasi, korban yang sudah sebagian badanya tinggal tengkorak masih mengenakan celana jeans warna biru. Di saku celananya juga ditemukan dompet berisi identitas korban, seperti KTP dan kartu lainnya. Tertulis atas nama Tono bin La Dullah, warga Bolalele, Kelurahan Kanyuara, Kecamatan Watang Sidenreng. Profesinya sebagai petani.
"Dari keterangan saksi menjelaskan, mayat Tono ditemukannya diantara tumpukan sampah di sungai. Tubuhnya sudah hancur. Di bagian atas tinggal tulang belulang,'' jelas Kasat Reskrim di ruang kerjanya, kemarin.
Menurut Tri, mayat Tono sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Nene' Mallomo, Sidrap untuk divisum. Pihak keluarga juga sudah datang dan mengenalinya.
"Sudah ada pihak keluarganya yang jemput. Mereka mengenalinya dan menyebut Tono sudah menghilang sejak 15 hari yang lalu," ujar Tri menirukan keluarga pria malang ini.
Kepolisian sementara menyelidiki penemuan mayat ini. Namun, kata Tri, dugaan sementara menyebutkan jika Tono meninggal karena mengalami gangguan jiwa dan memiliki penyakit epilepsi (ayan).
''Menurut keluarga, korban punya riwayat penyakit epilepsi dan gangguan jiwa," ungkap Tri.
Penemuan mayat di sungai ini, lanjut Tri, merupakan kali ketiga terjadi dalam wilayah hukum Polres Sidrap. Sebelumnya, warga juga menemukan sesesok mayat pria di lingkungan PT Buli, Kecamatan Pitu Riase.
"Itu sekiatr tiga bulan lalu. Persitiwa yang sama juga baru-baru terjadi di Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe. Tiga pekan lalu, seorang mayat asal Massepe juga ditemukan tewas di Sungai," katanya.
suber : beritakota
diposkan oleh : cici fakhrunnisa
Pihak kepolisian menyebut, mayat Tono pertama kali ditemukan oleh seorang pakkonta (pencari ikan menggunakan setrum) bernama Faisal yang sedang menangkap ikan di Sungai Wala Tedong, Wala, Kecamatan Maritengngae, Jumat (3/5) sekitar pukul 09.30 Wita.
Saksi Faisal, warga Kanyuara yang ditemui di lokasi, kemarin mengatakan, dirinya setiap harinya mencari ikan di sepanjang sungai tersebut. Ketika mendekati tumpukan sampah yang hanyut, tiba-tiba matanya tertuju pada benda mencurigakan.
Ia mencium bau busuk dari sumber tumpukan sampah tersebut. Pikirannya mengarah ke bangkai binatang.
"Saya langsung dekati. Saya kaget karena itu tulang belulang manusia bersama tumpukan sampah. Saya langsung berteriak minta tolong kepada petani yang sedang ada di sawah,'' cerita Faisal.
Atas penemuan itu, warga setempat langsung melaporkan ke Polres Sidrap. Usai menerima laporan, polisi yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Tri Hambodo turun ke lokasi untuk olah TKP.
Di lokasi, korban yang sudah sebagian badanya tinggal tengkorak masih mengenakan celana jeans warna biru. Di saku celananya juga ditemukan dompet berisi identitas korban, seperti KTP dan kartu lainnya. Tertulis atas nama Tono bin La Dullah, warga Bolalele, Kelurahan Kanyuara, Kecamatan Watang Sidenreng. Profesinya sebagai petani.
"Dari keterangan saksi menjelaskan, mayat Tono ditemukannya diantara tumpukan sampah di sungai. Tubuhnya sudah hancur. Di bagian atas tinggal tulang belulang,'' jelas Kasat Reskrim di ruang kerjanya, kemarin.
Menurut Tri, mayat Tono sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Nene' Mallomo, Sidrap untuk divisum. Pihak keluarga juga sudah datang dan mengenalinya.
"Sudah ada pihak keluarganya yang jemput. Mereka mengenalinya dan menyebut Tono sudah menghilang sejak 15 hari yang lalu," ujar Tri menirukan keluarga pria malang ini.
Kepolisian sementara menyelidiki penemuan mayat ini. Namun, kata Tri, dugaan sementara menyebutkan jika Tono meninggal karena mengalami gangguan jiwa dan memiliki penyakit epilepsi (ayan).
''Menurut keluarga, korban punya riwayat penyakit epilepsi dan gangguan jiwa," ungkap Tri.
Penemuan mayat di sungai ini, lanjut Tri, merupakan kali ketiga terjadi dalam wilayah hukum Polres Sidrap. Sebelumnya, warga juga menemukan sesesok mayat pria di lingkungan PT Buli, Kecamatan Pitu Riase.
"Itu sekiatr tiga bulan lalu. Persitiwa yang sama juga baru-baru terjadi di Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe. Tiga pekan lalu, seorang mayat asal Massepe juga ditemukan tewas di Sungai," katanya.
suber : beritakota
diposkan oleh : cici fakhrunnisa
0 comments: