SYL Sindir Nurdin Ikut Campur
MAKASSAR -- Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL), secara terbuka menyindir intervensi berlebihan yang dilakukan HM Nurdin Halid, selaku Koordinator Wilayah Golkar Sulawesi, sehingga partai beringin rindang ini, menderita beberapa kekalahan di pilkada Sulsel.
"Pasangan calon bisa kalah bila penentuannya telalu jauh ditangani korwil. Kalau Korwil terlalu jauh ikut campur maka bisa saja usungan partai mudah kalah," ujar SYL di hadapan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali dan ribuan pengurus serta caleg pada perayaan hari ulang tahun PPP di Hotel Singgasana Makassar, Sabtu (18/5) malam.
Turut hadir Wakil Ketua Umum DPP PPP Emron Pangkapi, mantan Ketua MA Andi Muhammad Galib dan Ketua DPW PPP HM Amir Uskara.
Sindiran SYL ini ditujukan pada kapasitas Nurdin yang terlalu dominan dalam menentukan setiap pasangan yang akan diusung di pilkada. Rekomendasi yang paling mengejutkan adalah di pilwali Makassar, saat mantan Ketua Umum PSSI ini memaksakan paket Supomo Guntur-HM Kadir Halid.
Tak pelak, keputusan DPP memicu gejolak di internal Partai Golkar. Syahrul bahkan sempat menyebut ragu dengan kekuatan partainya bisa memenangkan Pilwali Makassar, 18 September nanti, jika tidak menemukan pasangan yang tepat untuk Supomo Guntur.
Ia menyatakan, pendamping Supomo harus melalui mekanisme, karena berpotensi mengganggu soliditas partai.
"Kami berharap siapapun yang menjadi pendamping Supomo harus berdasarkan aturan main seperti yang diatur AD/ART. Kalau tidak, yakinlah Golkar tidak akan solid meraih suara terbanyak dan sulit untuk memenangkan pilwali," tegas SYL, Kamis (2/5).
Sebelum Kadir ditetapkan berpaket dengan Supomo, tiga nama diajukan DPD II Makassar DPP. Mereka adalah Andi Yagkin Padjalangi, HA Kadir Halid dan Haris Yasin Limpo.
Sementara Farouk M Betta diabaikan. Pengajuan tiga nama ini juga tak melalui pertimbangan dari DPD I Golkar Sulsel, yang kemudian memantik 'kemarahan' SYL pada Supomo yang diagggap telah lancang melampau wewenangnya.
Bukan hanya Kadir, sebelumnya, di pilkada Enrekang, Nurdin juga membuat rekomendasi mengejutkan dengan mengusung Musliman Bando.
Selanjutnya, di pilkada Pinrang dan Jeneponto, dua fungsionaris Golkar, Darwis Bastama dan Ketua DPRD Jeneponto Mulyadi Mustamu, dicampakkan.
Di Pinrang, Golkar mengurusng Abdullah Rasyid dan di Jeneponto ada Ashari F Rajamilo. Dua Ketua DPD II Golkar gagal diusung yakni Ketua DPD II Golkar Pinrang Abdi Baramuli dan Ketua DPD II Golkar Jeneponto Burhanuddin Baso Tika.
Sementara dua legislator Partai Golkar yang berpeluang bertarung melalui partai lain adalah Ketua DPRD Pinrang Darwis Bastama dan Ketua DPRD Jerneponto Mulyadi Mustamu. Darwis akan maju mendamping Andi Aslam Patonangi di Pilkada Pinrang, sedang Mulyadi akan maju mendampingi Iksan Iskandar di Pilkada Jeneponto.
Menurut SYL realitas ini berpotensi membuat Partai Golkar tidak solid. Para kader yang terbelah bisa memicu resitensi di internal partai, yang pada ujungnya akan merugikan partai sendiri.
Sejauh, rekomendasi Nurdin telah memakan korban di sejumlah daerah, di mana Partai Golkar tumbang secara mengejutkan. Diantaranya di pilkada Maros, Bulukumba, Soppeng, Toraja Utara dan Luwu dan Sinjai.
Makassar juga berpotensi tumbang.
Di hadapan Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali, SYL memuji PPP dalam menentukan calon walikota yang akan diusung di Pilwali 18 september mendatang.
"Saya kenal PPP dalam menentukan pilihan, khususnya dalam mendukung dan mengusung calon walikota yang memiliki kualitas dan dedikasi yang tinggi," ujarnya. Merespons intervensi Nurdin, SYL kabarnya telah menyiapkan calon alternatif di luar yang diusung Partai Golkar, yakni adik kandungnya Irman Yasin Limpo.
Irman belakangan dihubungan dengan PSK yang kemungkinan akan mengusung Tamsil Linrung.
Pengamat politik Unhas Dr Adi Suryadi Culla tidak menampik bila masuknya Irman YL yang juga Kadisperindag Sulsel dapat mengubah konstelasi politik yang sudah ada.
Bahkan masuknya None-panggilan akrab Irman YL di Pilwali akan berdampak pada berkurangnya dukungan ke pasangan Supomo-Kadir. "Hal ini karena None sulit dipisahkan dengan kekuatan yang ada di Partai Golkar," katanya.
Hal sama dikemukakan manager Strategi Pemenangan Jaringan Suara Indonesia (JSI) Indonesia Timur Irfan Jaya. Ia mengatakan, majunya None berpotensi terjadi pergeseran dukungan pada paket Suka.
"Artinya kandidat yang diusung Golkar akan dirugikan, karena melihat peta dukungan yang tergerus dari kubu keluarga besar SYL," paparnya.
Atas keluarnya rekomendasi partai, Nurdin jauh hari telah menegaskan, rekomendasi yang keluar adalah keputusan mutlak dari DPP. Keputusan ini telah final dan semua kader diharapakn solid mengawal keutuhan partai.
"Kalau tidak, sanksinya tidak main-main, bisa sampai pada pemberhentian," ujar mantan calon Gubernur Sulsel ini.
Menurut Nurdin, rekomendasi ini diputuskan lewat mekanisme yang baku. Melalui pertimbangan yang matang dari segala aspek.
Jadi apapun yang diputuskan, semua demi kemajuan partai. "Ini telah melalui hasil survei. Dan mereka inilah figur Golkar untuk memenangkan pilkada," katanya.
sumber: http://www.beritakotamakassar.com/index.php/topik-utama-hari-ini/5668-syl-sindir-nurdin-ikut-campur.html
0 comments: