OKNUM POLISI MENEMBAK KEPALA RS BHAYANGKARA
Oknum Polisi Menembak Kepala RS Bhayangkara

Purwadi
ditembak berkali-kali di ruang Komite Medik yang bersebelahan dengan
ruang kerjanya. Polisi mengidentifikasi, ada empat kali tembakan senjata
di lokasi kejadian. Satu tembakan diarahkan ke pintu ruang Komite Medik
tempat Purwadi dan empat rekannya menggelar pertemuan. Tiga tembakan
lainnya diarahkan ke tubuh Purwadi.
Tiga
tembakan ke tubuh Purwadi diduga dilakukan dengan jarak yang dekat.
Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan, tersangka Brigpol
Ishak yang juga bertugas sebagai anggota pengamanan objek vital (Pam
Obvit) Polrestabes Makassar ini sempat masuk ke ruangan pertemuan itu
lalu menembak pelaku dari jarak dekat. Setelah menembak, tersangka
kemudian langsung meninggalkan lokasi kejadian dan menyerahkan diri di
Polrestabes Makassar.
Akibat
kejadian itu, Purwadi menderita luka serius di tiga titik. Luka
tembakan mengenai dada, pinggang, dan paha sebelah kiri korban. Hingga
siang kemarin, korban masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Korban diketahui akan menjalani operasi
pengangkatan proyektil peluru itu.
Informasi
yang dihimpun mediamakassar dari lokasi kejadian menyebutkan, aksi
nekat yang dilakukan tersangka, dipicu oleh rencana perluasan
pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara. Beberapa hari sebelumnya, pihak
rumah sakit melakukan penggalian untuk pemasangan beton di belakang
rumah sakit yang berada tepat di rumah dinas tersangka. Di lubang
sedalam satu meter itu, anak tersangka sempat terjatuh. Tersangka pun
berinisiatif untuk menutup lubang tersebut.
Belakangan,
kepala rumah sakit kemudian protes dengan penutupan lubang itu.
Tersangka kemudian datang menemui kepala rumah sakit di ruang Komite
Medik RS Bhayangkara. Sayangnya, pertemuan itu tidak membuahkan hasil.
Malah terjadi adu mulut. Tersangka kemudian kembali ke rumahnya
mengambil pistol lalu kembali ke Ruang Medik dan menembak di tempat itu.
Selain
Kombes Pol Purwadi, di dalam ruang komite medik itu juga ada tiga
pegawai RS Bhayangkara lainnya. Mereka adalah Tasrun, Malombassang, dan
Herman. Namun, yang menjadi sasaran tembak hanya Kombes Purwadi.
Kepala
Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endi Sutendi mengatakan,
tersangka hingga tadi malam masih menjalani pemeriksaan di bagian
Profesi Pengamanan (Propam) Polrestabes Makassar. Pemeriksaan secara
intensif dan tertutup di ruang Propam Polrestabes Makassar.
“Kita masih periksa lebih dalam. Motifnya sudah pasti karena pembangunan lahan di belakang rumah sakit itu,” jelas dia.
Endi
mengatakan, perluasan pembangunan rumah sakit sebenarnya tidak
mengganggu kawasan rumah dinas itu. Menurut dia, pelebaran kawasan rumah
sakit hanya mengambil sekitar satu meter jalanan yang berada di depan
rumah dinas itu.
“Jalanannya tidak
kita tutup kok. Kita masih sisakan sekitar 1,5 meter untuk akses jalan,”
jelas dia. Wakil Kepala Kepolisian Daerah, Brigjen Syahrul Mamma
mengatakan, penembakan tersebut tidak akan mengganggu aktivitas
pembangunan dan pelayanan rumah sakit. Dia mengatakan, pembangunan dan
aktivitas pelayanan rumah sakit adalah kepentingan umum yang tidak boleh
terabaikan.
“Kita membangun untuk
kepentingan umum. Jadi, pelayanan dan pembangunan tetap kita lanjutkan,”
jelas Syahrul. Syahrul juga meminta agar kasus ini segera dituntaskan.
Tersangka, kata dia, harus mendapat hukuman sesuai dengan perbuatannya.
“Ini
masalah korps kepolisian dan terjadi hanya karena kesalahpahaman. Saya
minta tersangka mendapat sanksi yang tegas,” kata Syahrul.
Orang yang Ramah
Selain
bertugas sebagai anggota Pam Obvit Polrestabes, Briptu Ishak diketahui
pernah bertugas di Brimob Kelapa Dua, Jawa Barat. Selain itu, dia juga
diketahui pernah bertugas di Banda Aceh, beberapa tahun silam.
Ishak
dikenali sebagai orang yang ramah di kompleks rumah dinas belakang
Rumah Sakit Bhayangkara. Istri Ishak bernama Jenny, juga bertugas
sebagai perawat di RS Bhayangkara. Ishak yang diketahui kelahiran Tana
Toraja ini sudah tinggal di rumah dinas itu sejak tiga tahun lalu.
“Sebelum
di sini, dia (Ishak) tinggal di kompleks rumah dinas sebelah,” jelas
tetangga Ishak yang enggan membeberkan namanya. Bagi tetangga Ishak, dia
dikenali sebagai orang yang pendiam dan jarang bergaul. Jika ada
persoalan, Ishak tidak langsung melakukan tindakan kekerasan.
“Dia
sangat sabar. Mungkin kali ini memang dia benar-benar marah,” tambah
tetangga Ishak ini. Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endi
Sutendi mengatakan, sanksi terhadap tersangka masih menunggu hasil
penyidikan kepolisian.
Saat ini,
tersangka bisa jadi akan dijerat dengan sanksi pidana. Apakah tersangka
akan mendapat sanksi Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH)? Endi
enggan berspekulasi. Polisi, kata dia, masih akan menunggu penyidikan
kepolisian. “Kita tunggu saja hasil penyidikan nanti,” jelas dia.
SUMBER: http://mediamakassar.com/oknum-polisi-menembak-kepala-rs-bhayangkara/002787
POST: MDR
0 comments: