OKNUM POLISI MENEMBAK KEPALA RS BHAYANGKARA

Oknum Polisi Menembak Kepala RS Bhayangkara

Oknum Polisi Menembak Kepala RS BhayangkaraSikap tidak terpuji dipertontokan oknum aparat kepolisian. Oknum berpangkat Briptu, Ishak Tiranda menembak Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara, Kombes Pol Purwadi. Peristiwa miris itu berlangsung Sabtu 6 April, pukul 15.00 siang. Aksi brutal ini sempat membuat panik pengunjung dan pasien Rumah Sakit Bhayangkara.
Purwadi ditembak berkali-kali di ruang Komite Medik yang bersebelahan dengan ruang kerjanya. Polisi mengidentifikasi, ada empat kali tembakan senjata di lokasi kejadian. Satu tembakan diarahkan ke pintu ruang Komite Medik tempat Purwadi dan empat rekannya menggelar pertemuan. Tiga tembakan lainnya diarahkan ke tubuh Purwadi.
Tiga tembakan ke tubuh Purwadi diduga dilakukan dengan jarak yang dekat. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan, tersangka Brigpol Ishak yang juga bertugas sebagai anggota pengamanan objek vital (Pam Obvit) Polrestabes Makassar ini sempat masuk ke ruangan pertemuan itu lalu menembak pelaku dari jarak dekat. Setelah menembak, tersangka kemudian langsung meninggalkan lokasi kejadian dan menyerahkan diri di Polrestabes Makassar.
Akibat kejadian itu, Purwadi menderita luka serius di tiga titik. Luka tembakan mengenai dada, pinggang, dan paha sebelah kiri korban. Hingga siang kemarin, korban masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Korban diketahui akan menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru itu.
Informasi yang dihimpun mediamakassar dari lokasi kejadian menyebutkan, aksi nekat yang dilakukan tersangka, dipicu oleh rencana perluasan pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara. Beberapa hari sebelumnya, pihak rumah sakit melakukan penggalian untuk pemasangan beton di belakang rumah sakit yang berada tepat di rumah dinas tersangka. Di lubang sedalam satu meter itu, anak tersangka sempat terjatuh. Tersangka pun berinisiatif untuk menutup lubang tersebut.
Belakangan, kepala rumah sakit kemudian protes dengan penutupan lubang itu. Tersangka kemudian datang menemui kepala rumah sakit di ruang Komite Medik RS Bhayangkara. Sayangnya, pertemuan itu tidak membuahkan hasil. Malah terjadi adu mulut. Tersangka kemudian kembali ke rumahnya mengambil pistol lalu kembali ke Ruang Medik dan menembak di tempat itu.
Selain Kombes Pol Purwadi, di dalam ruang komite medik itu juga ada tiga pegawai RS Bhayangkara lainnya. Mereka adalah Tasrun, Malombassang, dan Herman. Namun, yang menjadi sasaran tembak hanya Kombes Purwadi.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endi Sutendi mengatakan, tersangka hingga tadi malam masih menjalani pemeriksaan di bagian Profesi Pengamanan (Propam) Polrestabes Makassar. Pemeriksaan secara intensif dan tertutup di ruang Propam Polrestabes Makassar.
“Kita masih periksa lebih dalam. Motifnya sudah pasti karena pembangunan lahan di belakang rumah sakit itu,” jelas dia.
Endi mengatakan, perluasan pembangunan rumah sakit sebenarnya tidak mengganggu kawasan rumah dinas itu. Menurut dia, pelebaran kawasan rumah sakit hanya mengambil sekitar satu meter jalanan yang berada di depan rumah dinas itu.
“Jalanannya tidak kita tutup kok. Kita masih sisakan sekitar 1,5 meter untuk akses jalan,” jelas dia. Wakil Kepala Kepolisian Daerah, Brigjen Syahrul Mamma mengatakan, penembakan tersebut tidak akan mengganggu aktivitas pembangunan dan pelayanan rumah sakit. Dia mengatakan, pembangunan dan aktivitas pelayanan rumah sakit adalah kepentingan umum yang tidak boleh terabaikan.
“Kita membangun untuk kepentingan umum. Jadi, pelayanan dan pembangunan tetap kita lanjutkan,” jelas Syahrul. Syahrul juga meminta agar kasus ini segera dituntaskan. Tersangka, kata dia, harus mendapat hukuman sesuai dengan perbuatannya.
“Ini masalah korps kepolisian dan terjadi hanya karena kesalahpahaman. Saya minta tersangka mendapat sanksi yang tegas,” kata Syahrul.
Orang yang Ramah
Selain bertugas sebagai anggota Pam Obvit Polrestabes, Briptu Ishak diketahui pernah bertugas di Brimob Kelapa Dua, Jawa Barat. Selain itu, dia juga diketahui pernah bertugas di Banda Aceh, beberapa tahun silam.
Ishak dikenali sebagai orang yang ramah di kompleks rumah dinas belakang Rumah Sakit Bhayangkara. Istri Ishak bernama Jenny, juga bertugas sebagai perawat di RS Bhayangkara. Ishak yang diketahui kelahiran Tana Toraja ini sudah tinggal di rumah dinas itu sejak tiga tahun lalu.
“Sebelum di sini, dia (Ishak) tinggal di kompleks rumah dinas sebelah,” jelas tetangga Ishak yang enggan membeberkan namanya. Bagi tetangga Ishak, dia dikenali sebagai orang yang pendiam dan jarang bergaul. Jika ada persoalan, Ishak tidak langsung melakukan tindakan kekerasan.
“Dia sangat sabar. Mungkin kali ini memang dia benar-benar marah,” tambah tetangga Ishak ini. Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endi Sutendi mengatakan, sanksi terhadap tersangka masih menunggu hasil penyidikan kepolisian.
Saat ini, tersangka bisa jadi akan dijerat dengan sanksi pidana. Apakah tersangka akan mendapat sanksi Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH)? Endi enggan berspekulasi. Polisi, kata dia, masih akan menunggu penyidikan kepolisian. “Kita tunggu saja hasil penyidikan nanti,” jelas dia.

SUMBER:  http://mediamakassar.com/oknum-polisi-menembak-kepala-rs-bhayangkara/002787
POST: MDR

0 comments: