Teori AGENDA SETTING
Sejalan
dengan perkembangan jaman manusia terlihat semakin membutuhkan
informasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tidak dapat dipungkiri,
informasi tersebut sebagian besar dapat diperoleh khalayak dengan
memilih media massa yang sesuai dengan kebutuhannya, tetapi orang sering
kali tidak menyadari efek yang dialami setelah ia menggunakan media
massa.
Salah
satu efek penting yang menandai penggunaan media massa oleh khalayak
adalah munculnya kesadaran dan pengetahuan mengenai suatu topik atau
persoalan munculnya kesadaran dan pengetahuan tersebut sering tidak
disadari masyarakat sebagai suatu akibat yang memang diinginkan kalangan
media massa melalui penyajian suatu topik tertentu.
Menurut
teori agenda setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang
untuk berubah sikap tetapi dengan fungsinya sebagai gate keeper
(penjaga gawang atau penyaring) yang memilih suatu topik dan persoalan
tertentu dan mengabaikan yang lain. Dengan menonjolkan suatu persoalan
tertentu dan mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau
gambaran dunia seperti yang disajikan dalam media massa. (Rakhmat,
1989:259-260), ini berarti media massa cukup berpengaruh terhadap apa
yang dipikirkan orang dan mempengaruhi persepsi khalayak tentang yang
dianggap penting.
Bernard Coher, (1963) seorang ahli politik dengan singkat menyatakan asumsi dasarnya mengenai agenda setting, menurutnya :
“Media
massa lebih sekedar memberi informasi atau opini media massa mungkin
saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi
media massa sangat berhasil mendorong khalayak untuk menentukan apa yang
perlu dipikirkan”. (Rakhmat, 1989:227)
Hampir
satu dasa warsa Mc Combs dan Shaw mengemukakan agenda setting khalayak
terhadap persoalan tersebut, singkatnya apa yang dianggap penting media
dianggap penting oleh masyarakat dan apa yang dilupakan oleh media massa
juga akan luput dari perhatian masyarakat.
Penelitian
empiris tentang teori agenda setting dilakukan oleh Mc. Combs dan Shaw
ketika mereka meneliti pemilihan presiden pada tahun 1972 mereka menulis
antara lain : dampak media dalam kemampuan untuk menimbulkan perubahan
kognitif diantara individu-individu telah dijuluki sebagai fugsi agenda
setting dan komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi, yang
terpenting kemampuan media untuk strukrurisasi dunia untuk kita.
Menurut
Rakhmat, teori agenda setting dimulai dengan asumsi bahwa media massa
menyaring berita, artikel, tulisan yang akan disiarkan, setiap kejadian
atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam
surat kabar atau waktu televisi dan radio), dan cara penonjolan (ukuran
judul pada surat kabar, frekuensi penyiaran pada televisi dan radio).
(Rakhmat, 1994:229)
0 comments: