Irak Diambang Perang Saudara

Korban kekerasan di Irak (Foto: AAP)

BAGHDAD - Selama dua hari terakhir Irak terus diwarnai insiden kekerasan yang sudah menewaskan 100 jiwa. Banyak pihak mengkhawatirkan, situasi di Irak bisa berujung pada perang saudara.

Kekerasan terjadi pada Selasa 23 April lalu ketika pihak keamanan Irak masuk ke Kota Hawijah di mana warga Muslim Sunni melakukan aksi protes sejak Januari. Bentrokan antara pihak keamanan Irak dengan warga setempat pun menyebabkan sekira 53 jiwa tewas.

Bentrokan itu memicu rangkaian serangan balas dendam yang diarahkan kepada lima provinsi yang sebagian besar mayoritasnya warga Muslim Sunni. Insiden itu menyebabkan puluhan jiwa tewas dan kota Sulaiman Bek pun dikuasai oleh suatu kelompok bersenjata.

Tindakan kekerasan itu dianggap sebagai aksi paling mematikan terkait protes yang terjadi di wilayah Muslim Sunni. Irak dikenal sebagai negara dengan mayoritas warganya berasal dari Muslim Syiah. Protes dari Sunni itu sudah berlangsung selama empat bulan lalu.

Pihak Sunni mendesak agar Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki yang berasal dari kalangan Syiah, untuk mundur dari jabatannya. Bagi komunitas Sunni, PM Al-Maliki dinilai kerap memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan kekerasan terhadap mereka.

"Insiden ini bisa membawa Irak masuk ke dalam krisis berbahaya sejak 1921. Situasi yang terjadi sekarang, bisa berujung pada konflik sekterian dan kemudian perpecahan dalam Irak," ujar mantan Penasihat Keamanan Nasional Irak Mowaffak al-Rubaie, seperti dikutip SBS, Kamis (25/4/2013).

Bila tidak segera ditangani, menurut Al-Rubaie Irak bisa tenggelam dalam perang saudara. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh semua pihak di Irak. Semua melihat contoh bagaimana kondisi di Suriah yang sudah dua tahun dilanda perang saudara dan menewaskan sekira 70 ribu warganya.

sumber :okezone.com
posted by cici fakhunnisa

0 comments: