Dilarang, Siswa Tetap Konvoi
MAKASSAR, FAJAR -- Kendati telah dilarang oleh Wali Kota Makassar, para pelajar SMA tetap menggelar konvoi usai mengikuti Ujian Nasional (UN) hari terakhir, Selasa, 23 April. Mereka berkonvoi di jalan-jalan utama di Kota Makassar begitu ujian mereka selesai.
Beberapa kelompok pelajar ini terlihat beramai-ramai berkonvoi begitu menyelesaikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai ujian terakhir untuk SMA dan sederajat, Selasa, 23 April. Mereka berkeliling di jalan-jalan sambil mencorat-corat baju mereka dengan cat dan spidol.
Kendati tak semua siswa sekolah turun berkonvoi, namun pantauan FAJAR, sejumlah jalan sempat macet akibat pawai yang mereka lakukan. Rombongan konvoi pelajar ini melewati Jalan Ratulangi, Veterab, Alauddin, AP Pettarani, Cenderawasih, dan Jalan Bandang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Mahmud BM, mengungkapkan, pihaknya sudah mengeluarkan imbauan agar setiap sekolah menggelar kegiatan yang lebih positif untuk menghilangkan kebiasaan konvoi para pelajar di jalan raya usai UN. Euforia berlebihan usai ujian, justru membahayakan siswa dan pengguna jalan lainnya.
"Kami sudah mengimbau kepolisian agar menindak tegas pelajar yang melakukan konvoi secara berlebihan," katanya.
Akan lebih baik, kata dia, jika siswa mengikuti kegiatan kerohanian, misalnya melaui ceramah agama di sekolah masing-masing dan kegiatan seni dan musik, akan lebih bermanfaat daripada turun ke jalan melakukan konvoi. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan atau insiden lainnya.
"Kami juga telah mengimbau kepada guru-guru diseluruh sekolah agar menyelenggarakan acara di sekolah, supaya siswa tetap fokus menunggu pengumuman kelususannya," tandas Mahmud.
Mahmud juga mengaku telah melakukan pelarangan kepada para siswa untuk mengecat pakaian mereka usai pelaksanaan UN. Jika baju seragam tersebut tak dicat, maka tentu akan bisa dimanfaatkan oleh yunior mereka, khususnya mereka yang berlatar belakangan ekonomi kurang mampu.
sumber : fajar.com
posted by cici fakhrunnisa
0 comments: