"Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).




Badik adalah sejenis pisau bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan berbagai ukuran. Bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor.
Senjata tradisional ini, dikenal di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera dan Sulawesi. Bahkan di Thailand, juga ada senjata berbentuk pisau ini dengan sebutan Badek.
Di Sulawesi Selatan, senjata tradisional tersebut juga disebut badik oleh Suku Makassar dan Kawali oleh Suku Bugis. Benda budaya ini telah menjadi identitas warga Sulsel, bahkan menjadi identitas Sulsel karena masuk dalam lambang daerah. Ini karena sejak ratusan tahun silam, badik telah dikembangkan oleh warga bukan hanya dipergunakan sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dan kebudayaan.
Dari sekian jenis badik, ada tujuh jenis badik atau kawali yang hingga kini masih tetap ada ditengah-tengah warga Sulsel. Berikut 7 Jenis Badik di Sulsel Versi Kabarmakassar.com
1. Badik Raja (Bontoala)
Badik yang asalnya dari daerah Kajuara kabupaten Bone ini, di percaya sebagai buatan makhluk halus. Yakni ketika malam, terdengar suara palu bertalu-talu dalam tempat penempaan besi gaib sampai paginya, kemudian masyarakat pada siang harinya menemukan sebilah badik.
Bilah badik ini berukuran sekira 20-25 cm, hampir mirip dengan badik Lompobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol Dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh Raja atau dikalangan bangsawan-bangsawan di kerajaan Bone.
2. Badik Lagecong
Badik Lagecong, adalah Badik bugis yang dikenal sebagai badik perang. Banyak orang mencarinya karna badik ini terkenal bilahnya mengandung racun yang sangat mematikan. Badik ini dipercaya bisa menundukkan atau mengalahkan semua alat perang saat digunakan di medan perang.
Disebut Lagecong karena di ambil nama dari nama sang empu pembuat yang bernama La Gecong. Selain itu diambil dari bahasa bugis gecong atau geco', yang bisa diartikan sekali geco' (sentuh) langsung mati.
Sampai saat ini masih banyak yang percaya kalau Lagecong yang asli adalah gecong yang terbuat dari daun nipah serta terapung di air dan melawan arus.cBentuk bilahnya lebih pipih, tipis tapi kuat, dengan ukuran panjang rata-rata sejengkalan orang dewasa, dan bilahnya berpamor lonjo.
3. Badik Luwu
Badik Luwu, berasal dari kabupaten Luwu, Sulsel. Bentuknya agak sedikit membungkuk seperti pungung kerbau, bilahnya lurus dan meruncing kedepan. Badik ini rata-rata diberikan pamor yang sangat indah, halus dan rumit, hingga kadang menjadi buruan para kolektor.
Di bajanya terdapat sepuhan yang konon disepuh dengan menggunakan bibir dan "maaf" alat kelamin gadis perawan sehingga konon tidak ada orang yang kebal dengan badik Luwu ini.
4. Badik Lompo Battang
Badik Lompo battang atau biasa disebut badik sari, berasal dari Makassar. Disebut Lompo Battang karena bentuknya yang seperti orang hamil, yakni pada sisi tajamnya membuncit.
Karena bilahnya yang lebar, sehingga konon jika ada orang terkena badik ini, maka dia tidak akan bertahan dalam waktu 24 jam, karena akan kehabisan darah.
5. Badik Taeng
Badik ini juga berasal dari wilayah Makassar, tepatnya di daerah Taeng kab. Gowa Sulsel. Bentuknya mirip dengan lompo bantang, namun bilahnya tidak selebar badik Lompo battang.

Konon, badik ini khusus dibuat sesuai ukuran dan karakter yang akan menggunakannya, yakni orang-orang yang telah lulus dalam pendidikan khusus di Taeng.

6. Badik Kana'a
Badik ini di beri nama sesuai dengan empunya yakni Panre Kana'a, yang merupakan senjata khas dari Kab. Soppeng. Bentuknya mirip dengan badik Luwu namun sangat beracun sehingga sering digunakan sebagai alat perang di masa lalu. Bahkan kerap disebut-sebut, bahwa seseorang akan mati meski hanya tergores oleh badik ini.

7. Badik Calabai
Badik Calabai bukanlah badik bencong, seperti arti katanya. Tapi badik ini memiliki bentuk dan kemampuan tersendiri, yakni dengan memadukan sifat khusus laki-laki dan perempuan.
Karena itu, badik ini memiliki kelebihan bisa mempan terhadap orang kebal, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Terlepas dari perbedaan bentuk maupun jenis badik atau kawali, warga Sulsel menilai badik bukan hanya berfungsi sekedar sebagai senjata tikam, melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakter pembawanya. Kebiasaan membawa Badik dikalangan masyarakat terutama suku bugis dan Makassar merupakan pemandangan yang lazim ditemui. Kebiasaan tersebut bukanlah mencerminkan bahwa mereka adalah masyarakat yang gemar berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada makna simbolik yang terdapat pada badik atau kawali tersebut.
Seperti kata orang Makassar, "Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik" (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata orang Bugis "Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).

Sumber : Kabarmakassar.com

Posted By : Andi Muh Okialam

1 comment: