Survei: Warga Hongkong Ternyata Rasialis

Harga properti di Hong Kong sendiri termasuk tertinggi di antara kota-kota besar dunia lainnya seperti London, New York dan Tokyo. Namun, saat ini harganya mulai tertekan akibat kebijakan pembatasan pinjaman dan meterai berganda.
HONG KONG, KOMPAS.com — Hongkong yang banyak dianggap sebagai salah satu kota internasional di dunia dan bahkan mengklaim diri sebagai "Kota Dunia di Asia" ternyata merupakan salah satu kota yang paling intoleran terhadap ras dan etnis yang berbeda.
Hasil survei yang dimuat di harian The Washington Post ini menunjukkan fakta bahwa 71,8 persen warga Hongkong tak menginginkan hidup bertetangga dengan ras yang berbeda. Padahal, di kota itu hidup sekurang-kurangnya 450.000 orang di luar etnis mayoritas, Han.
Survei ini dilakukan selama lima tahun terakhir dengan responden calon polisi dan pelajar sekolah menengah. Hasil survei mendapatkan, sebagian besar dari 1.860 responden mengaku kurang nyaman jika memiliki rekan atau tetangga dari Afrika, Nepal, Filipina, India, dan Pakistan.
"Ini sangat memalukan. Anda berharap kondisi membaik, tetapi hal ini sangat-sangat menyedihkan," kata Direktur Eksekutif Unison, Fermi Wong.
Hongkong sebenarnya sudah berusaha mengatasi masalah diskriminasi ras ini sejak 2008. "Sebelum masalah ini muncul, pemerintah selalu mengatakan Hongkong adalah sebuah masyarakat yang harmonis dan semua persepsi tentang diskriminasi hanyalah salah paham semata," kata Kelley Loper, guru besar bidang hukum di Universitas Hongkong.
Sebagian besar dari 300.000 pembantu rumah tangga yang bekerja di Hongkong berasal dari Indonesia dan Filipina.
Tak seperti warga asing lain yang bisa mendapatkan izin tinggal tetap jika sudah hidup di Hongkong selama tujuh tahun, para PRT ini tak bisa mendapatkan hak yang sama. Masalah ini masih bergulir di pengadilan.
sumber : kompas.com
diposkan oleh cici fakhrunnisa
0 comments: