Sepenggal Sejarah Musik Daerah Bugis Makassar



KABARKAMI. Lagu-lagu daerah Bugis Makassar saat ini bisa dibilang sudah mengikuti jaman namun popularitas para seniman dan pencipta lagunya seperti melempem. Ibarat katak dalam tempurung, lagu-lagu daerah Bugis Makassar hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah kebawah dan tidak menemukan jalur untuk menasional.
Pada tahun 60-an, lagu-lagu Bugis Makassar pernah menjadi salah satu seni musik daerah yang cukup dikenal. Sentuhan dari percampuran seni tionghoa memperkaya khazanah musiknya, sebut saja seniman tionghoa yaitu Ho Eng Djie yang terkenal dijamannya. Muncul juga nama seperti PUI TJUNG ANG di Bontoala jikalau menyanyi dengan lagu Daerah Makassar diikuti suaranya yang sangat khas Cina, sehingga membuat irama lagunya terdengar unik.

TAM BANG SENG memimpin Orkes Langgam Daerah “Wari Waria” yang populer dengan lagu Daerah berjudul “Pappalakku”. Baba KAI seorang pemain melodi gitar terkenal dari Orkes Daerah Lalang Kamase pimpinan Let.Dreter Kp.Layang-Bunga Ejaya. Ada lagi seorang namanya Baba GIE pemain instrument Juk/Cekulele yang handal dari Orkes Daerah di Kalukuang.
Ketika itu, para seniman musik Bugis Makassar dulunya belum mengalami sentralisasi pasar yang didominasi etnis tertentu seperti sekarang ini sehingga popularitas lagu-lagu daerah Bugis Makassar masih sempat bergaung diluar daerahnya.
Beberapa pencipta lagu lagu Makassar tempo doeloe yang juga populer ditahun 60-an antara lain :

Abd.Rachman Dg Rombo thn 59/60 an. Beberapa karya ciptanya sering dinyanyikan aantara lain WARI WARIA, syairnya yang terkenal yaitu Bintoeng apa kutadeng , Ammumba nacora kamma.. Aule iyami kapang nikana Wari Waria … dst … (yang dimaksud Bintang yg sangat terang muncul di timur, kala menjelang pagi).

Ada lagi BULANG SUMARA yang menasional dengan ciptaannya berjudul BOMBANG TALLUA, lagu ini di Populerkan melalui TVRI Jakarta dan berkolaborasi bersama Orkes Dendang Sulawesi Tanjung Priok pimpinan Ilyas Dg Nompo dan dinyanyikan oleh Muchtar Limpo.

Seorang adik A.Dg Rombo juga pencipta lagu dan Musisi bernama Muchtar Hamzah Dg Situju (Karuwisi) awal thn 60 an. Dia menggubah lagu Dangdut menjadi lagu daerah Bugis. Syairnya antara lain, OH … ajanumasara Ri nawa nawannu … Ri Tumabelae … dst.

Selain dari pencipta kawakan Bora Dg Ngirate, ada nama Baharuddin Mandjia dengan lagu yang sempat diciptakannya sebelum pindah ke RRI Kendari. Syairnya yang populer yaitu ” ANA TENANG MATENEYA, syair… Berupi lama pattau, Ero lamanyero kana, Mannyabbu tinggi langgaya, Aule kateya tomma, dstnya”.

Rahmansyah Pencipta/Penyanyi, lagu ciptaannya yang terkenal antara lain TULOLONNA SULAWESI dan UJUNG PANDANG juga sebagai Juara Lagu KERONCONG Nasional tahun 60-an.

Abidin Syam, pencipta, Musisi, Penyanyi, lagu ciptaannya yg paling terkesan baginya adalah BOLIMA KAMMA SALASA.

Seorang lagi pencipta lagu dari Labbakkang/ Pangkajene yang cukup terkenal namanya adalah Bapak AMINULLAH LEWA dengan syair lagunya yang ter kenal yaitu “Labbakkang sarro nirampe, Tuli sarro niurangi, Juku Boluna Berasa ase lapanna dst”.

Di Tahun 2000/2001 BPP KKSS Pusat mengadakan LOMBA CIPTA lagu lagu Daerah Sulawesi Selatan dimana A. AR. Daeng Ri Gowa menjadi Ketua Lomba. Dewan juri terdiri dari Remi Si Lado, Eddy Sanusi (Dg Nguci) dan Abd.Rauf.
Piala Lomba di abadikan atas nama para musisi dan seniman Bugis Makassar yaitu Pemenang Pertama Lagu Daerah Makassar judul TENA KULA’BA BOYO oleh AR.BASO dari Tanjung Priok, hadiah Trophy BORA DG NGIRATE. Pemenang Kedua Lagu Bugis UWALAKI WAJU BOSI dari Soppeng mendapatkan hadiah Trophy BAHARUDDIN MANDJIA. Pemenang Ketiga lagu PINISI NUSANTARA dari KKSS Semarang hadiah Trophy ABIDIN SYAM.
Kini lagu-lagu daerah Bugis Makassar tetap eksis di level yang “nyaris” tidak tersentuh kalangan menengah keatas dan hampir mustahil menjadi tuan dirumah sendiri. Salah satu penyebabnya adalah tidak ada pengembangan pelestarian dari para musisi dan seniman secara berkala, sosialisasinya minim dan cenderung bersembunyi dalam kotak “komunitas”.
sumber : A. AR Daeng Ri Gowa
                http://www.kabarkami.com
By : Achmad Safeii

0 comments: