Andra Dilepaskan, UMI Protes Kapolda Sulsel
CELEBESONLINE (Makassar): Asisten Pembantu Rektor III Universitas Muslim Indonesia (UMI) Zakir Sabara H Wata mengeluarkan pernyataan protes kepada Kapolda Sulsel Irjen Polisi Mudji Waluyo atas perlakuan berbeda kepada Andra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 45. Andra satu dari enam mahasiswa yang tertangkap polisi pada aksi unjuk rasa yang berujung bentrok di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis (02/05/2013).
“Saya perwakilan dari UMI. Saya protes dengan Kapolda Sulsel. Ada apa ini? Andra bikin kacau kampusku, tapi mengapa justru dilepas? Sampaikan ke Kapolda, Zakir yang bilang,” teriak Zakir di depan sejumlah polisi yang berkumpul di depan Kantor Gubernur Sulsel. Kasat Intelkam Polrestabes Makassar Kompol Andi Parenrengi yang berdiri di sampingnya menenangkan Zakir.
Andra tertangkap di depan Coffee Toffe ketika gabungan aparat Polrestabes Makassar dan polisi huru hara Brimob Polda Sulsel berhasil memaksa mundur para demonstran yang beberapa jam terus melempar ke arah kantor Gubernur Sulsel. Andra langsung digiring polisi dan diangkut dengan menggunakan motor kemudian dilarikan menuju truk yang menunggu depan bekas Terminal Panaikang.
Namun beberapa saat, Andra dipisahkan dengan lima mahasiswa lainnya. Ia kemudian terlibat perbincangan serius dengan Kasat Intelkam Polrestabes Makassar Kompol Andi Parenrengi. Andra sempat mengeluhkan ponselnya yang disita polisi saat di dalam truk, namunParenrengi menjanjikan akan menemukan ponsel itu. Parenrengi lalu segera meminta Andra duduk di samping sopir truk polisi untuk dibawa ke Kantor Polda Sulsel. Tapi Andra memilih turun dan dibawa dengan menggunakan motor.
Zakir yang melihat hal itu pun protes. “Mengapa dia dilepas? Dia kan terlibat,” kata Zakir. Menurut Zakir, gara-gara Andra dan rekannya, mahasiswa UMI sempat terpancing keluar kampus dan ikut menyerang polisi.
Parenrengi membantah melepas Andra dan memberi pelakukan khusus. “Ah, tidak dilepas. Dia diamankan. Kalaupun dia dipisahkan, kan tetap dibawa ke Polda. Itu situasional,” kata Parenrengi kepada CELEBESONLINE.
Aksi yang mengusung tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) semula berlangsung damai namun tiba-tiba menjadi kacau setelah terjadi aksi dobrak pagar Kantor Gubernur Sulsel. Polisi Pamong Praja yang berusaha menghalau tak kuasa bertahan lama karena mendapat lemparan batu. Dari situlah kemudian, terjadi saling lempar. Demonstran melempar dari luar pagar dengan menggunakan batu dan potongan kayu, sedangkan pegawai negeri sipil dan polisi yang berjaga di dalam membalas dengan lemparan serupa.
Polisi beberapa kali melepaskan tembakan gas air mata dan sesaat berhasil menghentikan aksi pendemo. Namun pendemo kembali melakukan pelemparan. Polisi dan pendemo kemudian sepakat berdialog di balik pagar. Nyatanya, upaya ini tidak berhasil karena tiba-tiba terjadi pembakaran lampu sorot depan gerbang Kantor Gubernur Sulsel. Aparat TNI yang turut menjaga demonstrasi itu dengan cepat memadamkan api. Sesaat kemudian pendemo melemparkan bom molotov ke pos Pamong Praja. Saat itulah polisi akhirnya memburu dan memaksa mundur mahasiswa. Enam mahasiswa terjaring termasuk Andra.
Selain di depan Kantor Gubernur Sulsel, aksi unjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional berlangsung di beberapa wilayah di Kota Makassar. Sejumlah kelompok berunjuk rasa di bawah jembatan layang. Mereka menuntut pemerintah menghapus sistem drop out dalam perkuliahan, mendesak pemerintah menyediakan pendidikan yang murah, serta menghilangkan kapitalisasi dalam dunia pendidikan.
Tema unjuk rasa mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas 45 Makassar juga mengusung Hardiknas. Mahasiswa UNM berunjuk di depan kampus mereka dan juga berakhir dengan bentrok. Sekelompok mahasiswa Universitas 45 di Gedung Dinas Pendidikan Nasional hanya menutup sebagian lajur jalan dengan membakar ban. Mereka juga menyandera mobil truk untuk dipakai berorasi. Puluhan polisi berjaga-jaga untuk menghindari potensi bentrok. Unjuk rasa kemudian berakhir damai setelah Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Abdul Jabbar melayani pendemo untuk duduk melingkar di aspal dan berdialog.(*)
post by: MDR
0 comments: