PSIKOLOGI KOMUNIKASI BY : SOFIANDY ZAKARIA, Drs. M.Psi.T
PSIKOLOGI
KOMUNIKASI
BY
: SOFIANDY ZAKARIA, Drs. M.Psi.T
A. Latar Belakang
Dalam perspektif demokrasi , kita lebih sering
mengedepankan hak dari pada tanggung jawab. Begitu pula dalam Komunikasi,
kita lebih sering mengemukaan hak kita dari pada tanggung jawab. Akibatnya kita
pun lupa, bahwa selain hak kita juga ada hak orang lain yang harus kita
hormati. Menghormati orang lain adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita
dalam berkomunikasi sebagai suatu fenomena
social.
Dalam aktivitas social pada umumnya, dalam berkomunikasi
pada khususnya melibatkan lebih dari
satu orang individu, sedikitnya komunikasi terjadi antara dua orang. Walaupun
tidak jarang manusia juga harus berkomunikasi dengan dirinya sendiri, seperti
dalam proses perenungan, evalausi diri atau dalam istilah agama Islam disebut muhasabah.
Komunikasi dalam kategori tersebut
disebut juga sebagai intra personal communication Dalam
kehidupan manusia dikenal juga komunikasi dengan Tuhan , sesuai dengan
kepercayaan dan keyakinannya masing-masing Bentuk dan atau proses komunikasi
yang terakhir disebut sebagai komunikasi transcendental.
Komunikasi dengan
siapa pun, selain merupakan hak perorangan, juga sebagai bentuk tanggung jawab
pada diri sediri, orang lain dan Tuhan yang menciptakannya.Oleh karena itu
manusia disebut juga selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai
makhluk social, dan makhluk berketuhanan. ( Gerungan……. ). Oleh karena dalam
komunikasi, manusia melibatkan dirinya, orang lain dan bahkan Tuhan sebagai
pencipta dirinya, maka kehadiran
tanggung jawab mestinya menjadi
factor penyeimbang adanya hak di dalam proses komunikasi dimaksud.
Oleh karena dalam komunikasi, kita sebagai manusia sering
tidak sadar atau tidak mau memenuhi tanggung
jawabnya kepada dirinya, orang lain dan juga Tuhannya, maka seringkali
komunikasi yang dilakukannya keliru dan menimbulkan masalah, bukan hanya untuk
dirinya, tapi juga untuk orang lain.
Untuk memenuhi hak dan tanggung jawab manusia dalam komunikasinya,
seseorang dituntut mengerti dan memahami
pihak lain. Pihak lain bisa jadi seorang individu, kelompok, public atau masyarakat tertentu, bahkan Tuhannya.
Tanpa ada proses perantara internal untuk tertarik, mengerti dan memahami pihak
lain, bukan tidak mungkin komunikasi
yang kita lakukan akan menimbulkan
konflik dan benturan dengan pihak lain yang membahayakan dirinya dan
kehidupan manusia.
Dengan
komunikasi kita membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan
pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga
menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian,
merinatngi kemajuan, dan menghambat pemikiran ( Rakhmat, 1986:ix
).
B.Tujuan Belajar
Mengajar/Instruksional.
1. Tujuan Umum.
Mahasiswa mengerti dan memahami materi
kuliah komunikasi yang bertanggung
Jawab
2. Setelah selesai
perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan criteria dan
prinsip-prinsip serta konskuensi komunikasi yang bertanggung jawab.
C. Kriteria
Komunikasi yang Bertanggung Jawab
Menurut
James Payne, secara social dan etikal ada lima
karakteristik komunikasi yang bertanggung jawab, yaitu (1).
Jujur.(2).Sopan,(3). Saling ( mutual ),(4) Mengubah kehidupan, dan (5)
Membantu.
- Jujur.
Dalam
perkembangan terakhir kehidupan social, kata jujur sering diucapkan atau
disampaikan, tapi jarang atau sulit untuk direalisasikan dalam kenyataan. Jujur
sangat mempengaruhi kercayaan orang.
Bagi seseorang akan sulit untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan
dengan orang lain, kalau tidak dilandasi kejujuran. Apabila ada dusta atau
kebohongan antara dua orang, apakah mereka itu suami-istri, sahabat, kekasih,
pejabat, maka hubungan kedua belah pihak yang terlibat dalam hubungan-hubungan
tersebut akan sulit dibangun, dipelihara, karena telah menimbulkan
ketidakpercayaan satu pihak kepada pihak lain. Seorang suami atau istri akan
marah atau mungkin timbul pertengkaran hebat, dan bukan tidak mungkin akan
menimbulkan perceraian ,kalau salah seorang dari mereka melakukan kebohongan.
Begitu pula seorang pejabat atau pemimpin sulit akan dipercaya rakyat atau
bawahannya, jika ia berbicara atau janji tidak sesuai atau ingkar, dst.
Karakteristik
jujur mempunyai implikasi kepada
komunikator untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Kebenaran itu mutlak, tapi yang membat
kebenaran dimaksud menjadi relative, tergantung manusia yang memaknai dan
menafsirkannya. Kebenaran sering sulit disampaikan kepada orang lain, karena menyentuh
kepentingan dan tujuan yang berbeda. Dalam Komunikasi suatu kebenaran yang
ingin disampaikan atau menjadi tujuan untuk dicapai. Untuk tidak menyinggung
orang lain atau agar kepentingan diri
sendiri terpenuhi atau demi selamat dari kemarahan orang lain, maka jalan yang
ditempuh terpaksa menyampaikan kebohongan. Apabila perbuatan komunikasi sudah
dilakukan atas dasar kebohongan, maka selanjutnya akan ditutup dengan
kebongan-kebohongan lain. Praktik korupsi walaupun benar adanya, tapi terpaksa
harus ditutup-tutupi demi keselamatan yang melakukannya. Seorang anak yang
mengambil uang orang tuanya, ia berusaha
berbohong, supaya tidak diketahui atau dihukum orang tuanya. Apabila kesadaran
akan berbohong itu muncul pada diri yang melakukan kebohongan, maka mungkin
akan timbul konflik pada dirinya. Atau
sebaliknya jika kebuhongan dimaksud terungkap, bisa jadi orang tersebut akan
berusaha mempertahankan atau terus
terang akan kebohongannya.
Alhasil
komunikasi yang tidak dilandasi kejujuran, akan merugikan diri sendiri dan
orang lain, terlepas kebohongan tersebut
terungkap atau tidak.
memadai
harus lebih sebagai sarana untuk mengungkapkan hakKehidupan manusia
kadang-kadang seperti sandiwara dan
kita semua adalah aktor yang memainkan berbagai peran di dalamnya dengan
menyembunyikan perasaan-perasaan kita yang sesungguhnya Dalam melakukan
permainan, manusia tidak jarang mengalami kesulitan dan mengalami kekecewaan,
tapi banyak pula yang berhasil dan merasa bahagia. Meskipun dalam banyak hal
secara biologis, manusia mempunyai kesamaan dengan makhluk hewan; Ia butuh
makan, harus dilindungi dari berbagai
unsur dan mengungkapkan emosi. Dalam waktu yang sama manusia berbeda dengan
organisme lain; Ia dapat menyatakan perasaan dan emosi dalam cara-cara yang
berbeda dengan bantuan kemampuan untuk beralasan dan berfikir.dengan ungkapan
perasaan dan emosi yang cerdas. Namum ketika ia
berada dan hidup dalam kelompok besar seperti di kota-kota menjadikannya berada dalam situasi patologis,
mengalami dan merasakan diri sendiri sebagai khayali ( depersonalization ) dan
bukan lagi sebagai manusia yang hakiki ( dehumanization ) Manusia
kadangkala lupa, bahwa ia manusia
berada diantara yang lain, mempunyai kemampuan untuk menyatakan perasaan dan emosi dasar ( basic inner
feelings and emotions ). Manusia lupa bagaimana menangis, tertawa dan
mencintai, karena ia sudah menjadi mesin. Beberapa akhli ilmu pengetahuan
social menggunakan term alienation ( rasa keterasingan )
untuk menggambarkan keadaan tersebut. Erich Fromm ( 1955 ) menulis, Alienasi
seperti yang kita temukan di dalam masyarakat modern hampir total; yang meliputi hubungan manusia dengan
pekerjaannya, terhadap yang ia konsumsi, terhadap teman sesamanya dan juga
terhadap dirinya sendiri.
Namun demikian terdapat asumsi-asumsi dasar, yang harus kita yakini, bahwa manusia berada dalam situasi dan kondisi
sebagai berikut :
1.
Manusia mampu mengatasi keterasingan dan penderitaan
ketika berada dalam tekanan berbagai kemajuan, termasuk teknologi;
2.
Manusia mempunyai kemampuan
lebih dari yang ia sadari;
3. Manusia mampu untuk belajar
memanfaatkan banyak potensi, termasuk potensi
untuk mengembangkan diri dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan
yang lain dan lingkungan di mana ia berada;
4. Konsep-konsep,
teori-teori, dan temuan-temuan hasil riset menawarkan berkomunikasi yang baik
dan efektif ,yang dapat mengembangkan orang lain termasuk dirinya.
B. Tujuan belajar-mengajar/Instruksional
1.
Umum.
Dengan
mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami pengertian-pemgertian dasar tentang psikologi komunikasi dan aspek-aspek
serta fungsi-fungsi psikologi yang terlibat dalam
proses komunikasi antar persona, kelompok maupun massa.
2. Khusus
Setelah
selesai mengikuti proses belajar –mengajar, mahasiswa diharapkan mampu
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Menjelaskan definisi dan pengetian dasar Psikologi
Komunikasi;
b. Menjelaskan
hubungan psikologi dengan komunikasi;
c. Menjelaskan
aspek-aspek dan fungsi-fungsi utama tentang sensasi, belajar ( kognisi ) emosi
( afeksi ) ,memori persepsi, motif dan
sikap dalam proses komunikasi;
d. Menjelaskan
faktor-faktor imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati sebagai dasar dalam
berkomunikasi.
C.
Definisi
Psikologi Komunikasi
1. Pengertian dasar tentang
Psikologi
Istilah
Psikologi meliputi berbagai hal, akan
tetapi psikolog umumnya menerima definisi sebagai berikut: Psychology
is the science that attempts to describe, predict, and control mental and
behavioral events.( dalam Miller, 1974 ). Definisi ini menyembunyikan sejumlah
ketidaksetujuan tertentu diantara para psikolog sendiri. Sementara psikolog
menyatakan, bahwa mereka hanya tertarik
pada perilaku ( behavior ), yaitu
hanya untuk menggambarkan yang orang lakukan ,dan yang lainnya menjawab, bahwa dalam perilaku
bagaimanapun tidak dapat
mengabaikan peristiwa –peristiwa mental
( mental events ). Psikolog lainnya
yakin, bahwa tanggung jawab yang besar adalah untuk memprediksi apa yang orang
sedang lakukan. Bahkan terdapat psikolog yang memperdebatkan , bahwa sebagai ilmu , psikologi adalah kemampuan untuk mengendalikan (
control ) apa yang orang lakukan.
Sebelum
menempatkan bersama definisi komunikasi dengan psikologi, perlu dipertimbangkan
kemungkinan penggunaan ilmu pengetahuan psikologi untuk mengendalikan peristiwa-peristiwa mental dan perilaku.
Banyak orang akan marah, ketika mereka mendengar, bahwa psikolog sedang
berusaha mengontrol mereka. Orang-orang tidak mau dikontrol atau dicuci otaknya
(brainwashed ), karena pada dasarnya manusia ingin bebas untuk berfikir dan
melakukan apa saja yang mereka anggap benar. Mereka khawatir, bahwa para
ilmuwan psikologi khususnya sedang mengembangkan teknologi baru di laboratorium akan mengurangi kehidupan manusiawi menjadi robot-robot
mekanik. Apakah di dalam kenyataan kita mempunyai teknik yang memungkinkan kita
untuk mengendalikan orang ? Jawabannya adalah ya. Bagaimanapun ada
prosedur perilaku yang dapat menguasai pikiran dan tindakan orang-orang,
pendapat dan keyakinan. Perilaku seseorang tersebut dapat menipu atau
mencurangi ( deceive) yang lain, yang
membahagiakan atau menyedihkan. Dengan demikian hal tersebut dapat juga merupakan gagasan
untuk mengendalikan diri kita sendiri. Teknik pengendalian tersebut
antara lain meliputi kekuatan pesan dan
teknologi media yang dikembangkan oleh manusia.
Apabila
kita menghubungkan definisi psikologi dengan komunikasi, di mana
komunikasi itu sendiri didefinisikan
sebagai proses yang terjadi ketika peristiwa-peristiwa berbeda
berhubungan erat, maka psikologi
mengenai komunikasi harus
peduli terhadap hubungan-hubungan
antara peristiwa mental dan perilaku yang berbeda-beda. Dalam kasus yang paling
umum, yaitu ketika seseorang berbicara dalam satu perangkat peristiwa dan pendengarnya
memahami adalah merupakan
perangkat lainnya. Akan tetapi psikologi tentang komunikasi tidak hanya terbatas pada berbicara dan
mendengarkan. Jenis-jenis persitiwa lain, disengaja atau tidak juga dapat mengetengahkan maksud komunikasi. Dalam
bentuk yang paling luas, studi psikologi
tentang komunikasi mencakup tidak hanya studi tentang komunikasi berbicara
verbal antara manusia, tetapi juga
banyak jenis komunikasi bukan bicara ( unspoken ) yang terjadi ketika
manusia berinteraksi. Komunikasi tersebut bisa terjadi hanya dengan dirinya (
intra personal ), inter personal seperti
antara dua individu, kelompok atau massa
yang sangat heterogin dalam minat, motif dan sikap serta latar belakangnya.
Lebih jauh sejalan dengan studi psiko-komunikasi luas ini juga melibatkan peran
revolusi teknologi komunikasi, yang menyebabkan
ruang dan waktu menjadi tidak berbatas ( borderless ), baik secara
local, nasional, regional maupun global. Dewasa ini telegraf, telepon, radio,
televisi komunikasi satelit , termasuk komunikasi dengan komputer merupakan hal biasa dan sangat akrab dalam komunikasi segera ( instantaneous
communication ) yang terjadi dari
sudut-sudut dunia yang paling jauh sekalipun.
2.
Pengertian Dasar Tentang Komunikasi
Seseorang
yang menginjak kaki orang lain kemudian orang tersebut marah dengan memukul
karena kesakitan, maka kejadian tersebut disebut sebagai kecelakaan ( accident ). Akan tetapi jika menginjak kaki
orangnya di Jakarta kemudian orang tersebut marah di Jogyakarta,
maka peristiwa tersebut dapat disebut komunikasi. Apabila semua kejadian
seperti itu disebut komunikasi, betapa abstark kata komunikasi itu. Namun jika
kita mencoba untuk mengatakan dalam term yang paling umum yang membedakan
jenis-jenis komunikasi biasa, komunikasi
adalah terjadi ketika peristiwa dalam suatu tempat atau suatu waktu berhubungan dengan peristiwa di tempat atau
waktu lain ( Miller,1974). Sebagai suara dan gambar seseorang di televisi
adalah berubungan erat dengan suara dan yang dihasilkan di manapun dan kapanpun
pemirsa berada untuk mendengar dan menontonnya. Segala proses fisik yang
mempunyai kapasitas untuk merentangkan ruang dan waktu dapat digunakan sebagai
sistem komunikasi. Suara manusia yang menghasilkan suatu cara untuk
peristiwa-peristiwa dalam system saraf pembicara untuk mempengaruhi peristiwa
dalam system saraf orang lain. Ini
adalah suatu jenis komunikasi dari
berbagai konsep abstrak tentang komunikasi yang dapat disadari dalam bentuk
praktis. Atas dasar pengertian tersebut, proses
komunikasi terjadi tidak hanya pada manusia, tapi juga makhluk hewan.
Sebagai
suatu proses, komunikasi yang terjadi
antar manusia menyebabkan status sebagai komunikator dan komunikan yang
terjadi sekaligus pada satu orang sebagai individu, antara dua individu atau
lebih yang mengandung berbagai pesan, penggunaan beragam media atau tanpa media
sama sekali dan efek yang berbeda-beda. Lasswell
merumuskan proses komunikasi dalam
model ungkapan terkenal dan mempunyai pengertian yang sangat luas yaitu: Who Says What In What Channel To Whom With
What Effect. Jawaban atas pertanyaan dari pola pikir tersebut menggambarkan
unsur-unsur dalam proses komunikasi,
yaitu komunikator ( communicator ), Pesan
(Message), Media ( Media ), Komunikan
( Receiver) , dan hasil atau akibat (effect).
D.
Fungsi-fungsi psikologis dalam komunikasi.
1. Sensasi.
Ketika Anda melihat
seseorang yang cantik atau
yang keren dalam pesta atau di
perjalanan, maka tahap awal penerimaan stimuli tersebut disebut proses sensasi,yang melibatkan alat-alat
pengindraan, minimal mata Anda. Wajar
apabila dokter mata menganggap, bahwa mata adalah jendela yang menghubungkan
manusia dengan dunia. Dari sudut pandang akhli komunikasi , mata adalah salah
satu instrumen manusia untuk menerima
informasi pada tahap awal. Sedangkan sensasi ( sense ) itu sendiri diartikan sebagai
proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang
merangsang atau membangkitkan satu
reseptor atau proses merasakan dan atau
menghayati ( Chaplin terj. Kartini
Kartono, 1999 ). Sensani berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Apapun definisi sensasi, fungsi
alat indra dalam berkomunikasi pada
umumnya dalam menerima informasi pada khususnya memainkan peranan penting.
Melalui alat indra manusia dapat memahami
kualitas fisik lingkungannya.
Lebih dari itu, melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua
kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra manusia sama, bahkan mungkin tidak lebih dari
rumput-rumputan, Karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas
(Lefrancois).Mungkin benar pula anggapan John Locke yang mengatakan, bahwa
There is nothing in the mind except what was first in the senses artinya tidak
ada apa-apa dalam jiwa atau pikiran kita kecuali harus lebih dahulu lewat alat
indra ( dalam Jalaluddin Rakhmat,1986 ) Pedek kata, manusia tidak akan melihat
keindahan atau kejelekan lingkungan tanpa alat indra mata; tidak akan mendengar
berita peperangan atau kedamaian tanpa
indra telinga; tidak akan merasakan
lembutnya belaian kasih istri atau suami atau kasarnya permukaan benda yang kasar tanpa alat indra peraba;
tidak akan bisa mencium lembutnya parfum
buatan prancis yang digunakan artis atau menyengatnya sampah yang dibuang Pemda DKI di TPA Bantar Gebang tanpa
alat pencium ; tidak akan dapat merasakan enaknya masakan istri tercinta atau
pahitnya bratawali atau buah pare tanpa
alat perasa.
2. Emosi.
Kapasitas
untuk merasakan atau mengungkapkan emosi
terjadi sejak seseorang dilahirkan. Rene Descartes mengatakan, bahwa
sejak lahir manusia memiliki 6 ( enam ) emosi dasar yaitu: (1) cinta,(2)
keinginan, (3) kegembiraan, (4) benci, (5) sedih dan (6)kagum. Menurut teori, emosi ada karena hasil
pengalaman atau belajar ( empirik ) dan ada pula yang dibawa secara genetic
sejak lahir ( nativistik ).
Menurut
Sarlito, emosi adalah tingkat perubahan ( kuat,lemah atau samar-samar ) dari
perasaan sehari-hari ( warna efektif ) seseorang individu seperti gembira,
bahagia, sedih dan jemu.
Gejala
Emosi dapat dilihat pada perubahan fisik
seperti: reaksi elektris pada kulit, peredaran darah, denyut jantung,
pernafasan, pupil mata, liur, bulu roma, pencernaan otot, dan atau komposisi
darah .
3. Belajar
Konsep
belajar tidak hanya terkait dengan
situasi formal seperti sekolah dan kuliah, akan tetapi melibatkan semua proses
perolehan dan penganalisisan, penyeleksian dan penerapan semua bentuk
pengalaman yang terjadi selama hidup
sesorang individu. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif
permamen pada perilaku seseorang akibat dari latihan dan maturasi serta
reaksi terhadap situasi. Belajar
mencakup jenis-jenis (1 ) habituasi, yaitu proses mengabaikan stimulus yang
menjadi familiar dan tidak memiliki konsekwensi serius;
(2)
Pengkondisian klasik, yaitu proses belajar yang terjadi setelah terjadi
peristiwa lain;
(3)
Pengkondisan operan, yaitu proses belajar karena merespon yang diikuti oleh
urutan perilaku tertentu dan
(4) belajar kompleks, yaitu proses belajar
yang melibatkan banyak faktor seperti berfikir asosiasi,ingatan dan emosi.
4. Persepsi
Ketika
manusia berkomunikasi, baik komunikator maupun komunikan menangkap obyek-obyek
berupa stimuli melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu
di otak sehingga kita dapat mengamati obyek-obyek atau stimuli tersebut.
Perkembangan fisik dan mental serta pengalaman kita, dapat membedakan, mengelompokkan, dan
memfokuskan perhatian pada obyek-obyek tertentu
serta mengabaikan obyek-obyek
lain disebut sebagai kemampuan kita untuk mengorganisasikan pengamatan
atau persepsi. Persepsi dalam
komunikasi, baik dalam komunikasi antar individu, kelompok maupun massa memainkan peran
penting dan besar sekali. Sebagai contoh ,persepsi kita tentang makan adalah
nasi, sehingga makanan di luar nasi
dianggap bukan atau belum makan dan secara psikologis seseorang akan
merasa lapar kalau belum makan nasi. Contoh lain, tempo dulu,makanan utama
orang Indonesia
selain nasi, juga jagung ( khusus orang Madura) dan sagu ( untuk orang Papua ).
Tetapi ketika program swasembada beras digalakkan dan disosialisasikan serta
difusi tersebut terjadi hampir pada
keseluruhan masyarakat, maka beras dianggap sebagai makanan utama bangsa Indonesia
dan lebih bergengsi dari pada jagung dan
sagu. Dewasa ini secara psikologis persepsi tentang beras sebagai
makanan utama yang lebih bergengsi dari pada jagung dan sagu mempunyai pengaruh
tidak hanya positif tapi juga negatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Secara positif kita berusaha konsentarsi mengembangkan lahan ,dan teknologi
pertanian padi . Secara negatif kita kurang mengembangkan varietas
pertanian lain, sehingga kita sangat tergantung pada jenis makanan tertentu
dan karena makin banyak orang yang
makanan utamanya nasi, bahkan kita cenderung tergantung pada import dari luar
negeri. Apalagi jenis-jenis makanan lain, kita selalu kekurangan, padahal secara kesehatan makanan-makanan
tersebut jauh lebih baik. Begitu pula ketika terjadi kekeringan dimusim kemarau atau kebanjiran di musim
hujan, kita mempersepsikan sungai atau kali berbeda-beda tergantung latar
belakang dan pengalaman kita masing-masing. Dalam skala yang makro, kita juga mempunyai persepsi tentang
suku, bangsa, tokoh atau budaya di luar diri kita, yang mungkin keliru atau
tepat , tapi yang pasti persepsi tersebut juga merupakan hasil dari proses
komunikasi kita dengan obyek-obyek dan subyek-subyek di luar diri kita.
5. Motif
Secara
etimologis dalam bahasa Inggris, motif disebut “ motive “ yang berasal
dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak .
Dengan demikian motif mempunyai arti
unsur-unsur yang menyebabkan atau mendorong manusia bergerak atau berperilaku,
tentunya termasuk perilaku komunikasi. Selain istilah motif dikenal pula
istilah motivasi atau motivation yang
secara umum diartikan sebagai keseluruhan proses gerakan termasuk situasi di
luar diri kita yang menyebabkan dorongan
dan adanya tujuan perilaku seseorang. Dorongan yang datang dari dalam
diri seseorang atau individu disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang
datang dari luar disebut sebagai motivasi ekstrinsik Freud menyebut motif lebih sebagai energi dasar
dalam diri seseorang atau yang sering disebut sebagai instink. Menurut Freud instink digolongkan menjadi
dua, yaitu :
(1 ) Instink kehidupan atau instink seksual atau libido , yaitu dorongan untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan keturunan;
(2) Instink yang mendorong perbuatan-perbuatan
agresif atau menjurus kepada kematian.
Dalam
konteks komunikasi, motif berperan
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Woodworth ,
manusia berhubungan dengan lingkungan
melalui cara-cara sebagai berikut :
·
Memanfaatkan lingkungan;
·
Ikut serta dalam lingkungan;
·
Bertentangan dengan
lingkungan;
·
Menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Secara umum proses penyesuaian diri dengan
lingkungan tersebut dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu :
-
Autoplastis,
yaitu proses perubahan seseorang individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya;
-
Alloplastis,
yaitu proses perubahan lingkungan yang dirubah oleh seseorang atau kelompok
individu.
Kenyataan menunjukkan pula, bahwa proses komunikasi pada dasarnya merupakan
salah satu cara manusia berhubugan dengan lingkungan,yang meliputi proses
mengubah atau menyesuaikan diri dan
mengubah lingkungan di mana manusia berada termasuk mengubah pola pikir, minat, dan sikap.
6. Sikap
Allport
( 1968 ) mendifinisikan sikap sebagai suatu keadaan siap ( kesiapan ) mental
dan saraf , yang diorganisasikan melalui pengalaman, mendesak pengaruh direktif
atau dinamik terhadap respon individual.
Sikap juga bisa jadi mengandung instink dan
kebiasaan, juga pembawaan lahir ( innate ) serta komponen –komponen yang
dipelajari. Dalam pandangan Allport, sikap menunjukkan keadaan kesiapan neuropsychic untuk kegiatan mental dan fisik.
Dengan demikian sikap terhadap sesuatu obyek dapat bersifat positif atau negatif. Aktivitas komunikasi dapat membentuk dan merubah sikap seseorang,
kelompok bahkan massa.
Oleh
karena sikap merupakan predisposisi terhadap perilaku , maka pembentukan dan perubahan sikap adalah hasil dari upaya
orang untuk mempengaruhi sikap
orang lain seperti melalui komunikasi,persuasi, indoktrinasi, bahkan cuci otak.
Proses perubahan dan atau pembentukan sikap terjadi melalui cara-cara sebagai
berikut:
(1) Adopsi.
Pesan yang berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap
diserap kedalam diri individu . Misalnya seseorang mempunyai sikap fanatik
terhadap produk tertentu dan mersa tidak nyaman atau bahkan tidak aman kalau
tidak menggunakan produk dimaksud;.
(2) Diferensiasi,
yaitu sikap yang mampu membedakan obyek-obyek sebagai akibat dari perkembangan
fisik dan mental termasuk pengalamann seseorang dalam kehidupannya;.
(3) Integrasi,
yaitu pembentukan sikap yang terjadi secara bertahap setelah orang
menerima berbagai pesan atau
informasi melalui berbgai kegaiatan
komunikasi termasuk media yang digunakan tentang sesuatu obyek;
(4) Trauma,
yaitu pembentukan sikap yang diakibatkan oleh pengalam yang
tiba-tiba-mengejutkan dan meninggalkankesan mendalam pada jiwa seseorang.
Selain
itu sikap sebagai hasil interaksi
social didasari oleh faktor-faktor
imitasi, identifiasi, sugesti dan simpati.
Rangkuman
Psikologi Komunikasi merupakan salah satu bentuk
psikologi social yang merupakan paduan dua displin ilmu yang bersifat
interdependensi, yaitu kedu-duanya memiliki ketergantungan atas dasar saling
menguntungkan dan dapat juga digunakan
untuk kepentingan baik atau buruk
bagi lain individu, kelompok atau massa.
Proses komunikasi sebagai perilaku social manusia melibatkan
aspek-aspek atau fungsi psikis utama
seperti sensasi , belajar atau
berfikir ( kognisi ) , memori , emosi (apeksi ) persepsi, motivasi, dan sikap.
Selain itu sikap sebagai hasil interaksi
social seperti halnya dalam proses komunikasi didasari oleh faktor-faktor
imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.
Sensasi, kognisi , memori, emosi
persepsi,motivasi dan sikap dapat dirubah
atau dibentuk melalui proses komunikasi.Unsur –unsur utama dalam proses
komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media dan komunikan menjadi kajian psikologi secara sendiri-sendiri maupun secara
komprehensif sebagai kesatuan system dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi komunikasi dalam berbagai
bentuk, seperti dalam bidang Jurnaistik
atau broadcasting, Public Relations, dan Marketing Communication /Advertising.
0 comments: